Sebenarnya judul artikel ini adalah sebuah ungkapan orang barat dalam menyatakan suatu kondisi kita membandingkan sesuatu dengan sesuatu. Membanding sesuatu dengan sesuatu secara adil. Bisa anda bayangkan jika apel dibandingkan dengan nanas ? Maka tidak akan bisa dibandingkan untuk mencari suatu perbaikan.
Jika kita mengambil sebuah pelajaran maka kita harus membanding antara apel washington dengan apple malang. Maka perbandingan akan menjadi sesuatu yang dapat diperbaki. Karena pada dasarnya membandingkan adalah suatu proses untuk mengambil pelajaran. Dalam hal ini juga jika kita membandingkan suatu negara, suatu industri, suatu proses, atau apapun maka kita harus membandingkannya dengan adil.
Saya pernah ke Thailand pada tahun 2004 waktu itu saya membandingkan industri baterai di sana dengan Indonesia, hasilnya luar biasa seperti langit dan bumi. Ada pabrik yang tidak ada personil atau pekerjanya di dalam suatu ruangan, hanya ada di control room saja, karena ruangan itu diharuskan kedap udara dan bebas debu. Begitu juga dengan industri pertaniannya , Thailand lebih maju, kita bisa temukan buah manggis yang berkulit putih dan berisi hitam bahkan tukang buah dan sayur menjajakan produknya dengan mengendarai L200 dimana waktu itu di Indonesia hanya selibritis yang mengendarainya, Durian Monthongnya yang terkenal, Pepapaya Californianya yang luar biasa, atau di bidang otomotif mereka juga lebih maju Indonesia masih menggunakan FORD LASER mereka sudah mengendarai TOYOTA CAMRY atau ALTIS kadang MERCEDES BENZ sebagai standard taksi di hotel, kita masih jarang melihat HONDA NSR di Indonesia, di Thailand sudah dijadikan ojek, di Indonesia tidak ada namanya SEVEN ELEVEN di Thailand sudah berdiri hampir 3.000 gerai. Apalagi industri mainan kayunya, mereka lebih maju 30 tahun. Saya rasa sulit jika kita membandingnya dengan mereka. Anda akan frustasi jika membandingkannya.
Namun tetap kita dapat mengambil pelajaran dalam hal sesuai dengan kapasitas kita masing masing. Di Indonesia dalam hal industri kayu baru terdengar sekitar 2005 ke atas, Itu pun masih terbatas dalam produk import china dan industri rumahan lainnya. Namun jika kita bandingkan perkembangan dari saat ini, kita akan melihat pertumbuhan yang luar biasa, di mana orang Indonesia menyadari betapa pentingnya mainan edukatif. Contohnya kita boleh bangga dengan adanya industri mainan kayu terbesar di Indonesia yang namanya MENTARI TOYS dimana produknya adalah 100% eksport ke negara negara di eropa. Dari sinilah berawal lahir talenta talenta besar industrialis mainan kayu di Indonesia yang memotivasi kita untuk bisa memasarkan produknya di dalam negerinya sendiri. Kita boleh sebutkan siapa saja pemain mainan kayu terbesar PAPU di Jombang, PelangiToys di Sukabumi, HaulaToys di Jakarta, mainankayu.com, OmochaToys, belum lagi sentra industri APE di Klaten, di Surabaya dan masih banyak tempat lainnya. Yang jika saya estimasikan total memproduksi bisa di atas 8Milyar per bulan dengan menampung lebih dari 8.000 orang karyawan rumahan. Untuk saya angka ini adalah angka signifikan untuk Indonesia yang memulai bisnis mainan kayu yang baru beberapa tahun saja. Akankah kita bandingkan dengan PLAN TOYS yang hanya ada 1 di Thailand ? Banggalah dengan bangsa kita sendiri, kita bisa membuatnya lebih besar pasarnya di beberapa tahun ke depan. Saya yakin itu, dengan sentuhan sedikit di modernisasi mesin dan penetrasi pasar yang optimal, kita akan menguasai pasar dalam negeri.